Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

CiNtaKu

Grandma My idol “Cu, jadilah anak yang baik, pandai-pandai bergaul, jangan sampai masuk ke jurang kesesatan. Prioritas utama hidup adalah menyembah Tuhan.” Pesan itu seakan menghujatku. Sudah dua kali pesan yang sama hadir dalam mimpiku, dan ini untuk yang ke tiga kalinya. Pikiranku melayang tak karuan. Pasalnya sudah lama aku tak bertemu nenek sejak insiden itu. Nenek apa kabarnya ya? *** “Cu-cu bagaimana sih? Anak gadis tidak memperhatikan penampilan. Rambut tak pernah diikat, gak mau pake anting, pakaian semrautan lagi. Baju macam apa ini? Bahunya turun-turun.” “Duh, Nenek... please deh penampilan seperti ini lagi ngetrend dikalangan remaja saat ini. Lagi pula gak jelek-jelek amat.” “Hush... jangan sebut-sebut iblis gitu! Gak baik.” “Please Nek bukannya iblis, tapi please. Lagi pula gak ada cowok yang ingin aku gaet. So, buat apa harus berdandan ria.” “Cu-cu emangnya berpenampilan cantik karena ingin menarik perhatan cowok.” “Pasha Nek! Bukannya Cucu. Kalo Cucu c

Cinta Sejati

SEPASANG MATA HATI Tinggal beberapa bulan lagi aku bernaung di sekolah ini. Itu artinya akan ada hal yang baru yang harus aku lewati. Untuk mencapai semua itu perlu kerja keras dan motivasi yang kuat. Hidupku yang selalu begini membuatku sesak dan pelak untuk menjalaninya. Pasalnya dari waktu ke waktu aku belum mampu lepas dari wanita tua itu. Seorang wanita yang membuat gerak hidupku terbelenggu. Selalu alasan itu-itu saja yang ku terima ketika aku menginginkan sesuatu. “Maaf, Nak! Ibu tak mampu membelikannya untukmu. Dari mana Ibu akan mendapatkan uang sebanyak itu.” Tak satupun kegiatan sekolah yang bisa aku ikuti, terkecuali pihak sekolah memberikan dana untukku mengikuti kegiatan itu karena prestasi yang slalu ku ukir mengangkat nama baik sekolah. Terkadang hatinya yang keras membujuk dan merayuku untuk tidak mengikuti segala kegiatan di luar kota. Hingga dari waktu ke waktu hatiku membeku mengikuti perintahnya. “Siapalah dia, mampu melarang-larangku. Dulu, aku turuti kehendakn

Catatan HariAnku,,,

SAHABAT SEJATI Mau mulai dari mana akupun tak tahu. Aku ingin bercerita tentang orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku. Tentang semua orang yang ku sayangi, semua orang yang sangat memberi arti hidupku ini. Mungkin di mulai dari keluargaku. Sahabat yang sangat berarti dalam hidupku yang mau menerimaku apa adanya, walau terkadang ku sering di marahi. Memang kami selalu dekat, tapi kedekatan itu tak pernah ada saling pengertian, marah yang slalu mengisi ketika rasa lelah menggandrungi. Namun sahabatku ini tiada ada duanya. Bliau selalu menerimaku apa adanya, bliau yang selalu melengkapi kekuranganku, yang memperhatikan perkembanganku, yang memperhatikan penampilanku. Tiada hari tanpa kerja kerasnya yang membuatku bangga, yang melatihku untuk selalu bekerja keras dalam hidup. Seorang sahabat yang mengajariku kekuatan, kekuatan dalam menjalani hidup, masalah juga cinta. Mungkin dulu ku tak pernah mendapat tempat di hatinya. Karena aku selalu dibanding-bandingkan. Tapi setelah aku ma

SAHABAT HARI-HARI CERIAKU,,,,

Part One ME VS DADAKAN “Assalamu’alaikum.... Bangun Nak! Waktu shubuh sudah masuk.” “Iya Ma, dah bangun koK Ma. Dari tadi malah. Biasanya kan tahajjud dulu.” “O ya sudah, kenapa pintunya masih dikunci?” “Ya sebentar Ma... maaf ya Ma baru buka pintu. Mama sudah sholat?” “Sudah, buruan gi beres-beres. Ntar lagi mentari menjelang. Telat pula ntar selesainya.” “Iya Ma.” Slalu seperti itu. Kadang-kadang aku bosen. Dari hari ke hari kegiatan itu-itu mulu, gak ada obahnya, jenuh gak karuan. Gak boleh ngeluh! Harus sabar! Sabarrrrr! “Nah, lo kog bantuin mama sekarang? Emang gak ngajar lagi?” “Nggak Kak, mengundurkan diri.” “Mang kenapa? Di rumah kan jadi gak ada kerjaan.” “Sebenarnya betah ngajar anak-anak Kak. Tapi ya itu ada masalah sedikit disana. Ya bertentangan banget sama prinsipku. Itu yang gak aku suka.” “Masalahnya apa? Sampai mengundurkan diri segala?” “Yayasan tempatku mengajar dimusuhi semua pengelola yayasan lain yang bergerak di bidang yang sama. Untuk membela diri, mereka mela