Catatan Harianku
CITA-CITAKU Masih teringat jelas ketika masih kecil dulu, cita-citaku begitu kecil dan begitu tak berharga di mata orang lain. Semua tersenyum mengejek atas apa yang aku inginkan. Ejekan tersebut bukanlah suatu hal yang menyatakan aku takkan mungkin mendapatkannya tapi karena gajinya yang rendah dan tidak bergengsi. Apakah cita-citaku di kala itu?? Mari kita ulas dari mula keinginanku untuk mencapainya. Waktu berumur lima tahun lebih, semua saudara-saudaraku diserahkan mengaji oleh mama. Di kala itu tempat mengaji masih lah di rumah penduduk. Ya tetanggaku membuka pintu rumahnya dengan senang hati untuk menerima anak-anak yang belajar mengaji dengan konsekuensi bayaran perbulannya telah ditetapkan, per bulannya hanya Rp. 250. Disini metode belajar mengaji masih menggunakan yang namanya surat alif. Kita terlebih dulu dikenalkan dengan huruf-huruf hijaiyah tanpa baris. Setelah itu baru lanjut dengan huruf hijaiyah dengan baris. Sungguh metode yang monoton. Masih saja banyak anak-...