Dia Pulang
Dia Pulang Hari ini pikiranku masih terombang-ambing antara mudik dan tidak mudik. Pasalnya harapan naik pesawat pulang ke Padang pupus sudah. Di awal ragu-ragu mau mesen tiket apa tidak, yang akhirnya tiketpun habis. Lamunan mulai menggodaku mengingat masa lalu. Ah Kota Padang terasa begitu dekat. Jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan dan merencanakan pulang lebaran ke Padang. Biasanya hanya menungguku libur sekolah. Tepat pada hari terakhir sekolah, malamnya kita langsung berangkat. Tidak pernah galau seperti ini untuk melangkah antara mudik dan tak mudik. Seiring mata dan pikiran yang lelah, akupun tertidur dengan sendirinya. Tidur yang nyaman dan nikmat. “Masya Allah... rumah jadi bersih begini. Galeri pun rapi dan bersih. Siapa lagi kalau bukan suamiku yang merapikannya,” bathinku. Betapa bahagia hati ini mengetahui ia pulang. “Alhamdulillah... Akhirnya suamiku pulang. Sebegitu khusyuknya ia beribadah (I’tikaf) sampai lupa pulang, lupa istri, lupa ...