Bukan Ahlinya



Cerita Padang Pasir
Senin, 10 Juni 2013
Hari ini di sekolah aku mendengar dan menyimak cerita Padang Pasir dari seorang guru di tempatku beraktifitas saat ini. Sedikitnya ada hikmah yang dapat ku petik dari cerita ini. Mungkin bagi sebagian orang cerita ini sudah pernah dibacanya pada sebuah media anak-anak atau juga pernah disebarkan orang lain. Entahlah, rasanya cerita padang pasir ini pernah ku baca dank u dengar sebelumnya. Namun menikmati dan memetik pelajaran ini sendiri rasanya ada yang kurang. Untuk itu aku ingin berbagi kepada teman-teman, semoga bermanfaat.
“Buk, ini aku punya cerita pendek. Mau dengar tidak?” begitu percakapan utama yang dimulai Pak Efendi, kami biasa memanggilnya begitu.
“Ceritanya seru gak?” Miss Lina bertanya balik. Ya beliau biasa dipanggil miss karena beliau mengajar bahasa Inggris.
“Ya seru, asalkan semua ibuk-ibuk mau mendengarkan dengan baik, tanpa komentar. Dengarkan saja dulu tak usah banyak komen. Mau tidak?” Pak Efendi berusaha membuat kami penasaran.
“Iya deh,” Buk Afwa menimpali.
“Ini cerita dari nagari Padang Pasir. Di tempat ini biasanya orang bepergian dengan menggunakan kuda. Nah ada banyak kuda di tempat itu. Setiap mau kluar kota tinggal cater ini kuda pada pemiliknya. Dibayar untuk berapa hari, setelah balik dari bepergian kuda ini dikembalikan kepada pemiliknya. Nah, saat itu nagari Padang Pasir dilanda kekeringan dan kekurangan makanan, banyak sekali penduduk yang bepergian kluar kota mencari sesuatu yang bisa dimakan dan dimanfaatkan dalam waktu yang lama. Sehingga juragan-juragan kuda kebanjiran uang karena banyak yang menyewa kuda-kudanya.”
“Terus?? Pasti juragan kuda menjadi kaya ya Pak?”
“Bukan,” Jawab Pak Efendi.
“Juragan kuda menjual kuda-kudanya untuk mendapatkan makanan ya Pak?”
“Bukan juga Miss, sabar apa Miss. Lanjutkan ceritanya dulu. Tadi kan sudah dibilang, gak usah dikomentari dulu.”
“Iya Miss, ah masa Miss potong terus. Kan lama Pak Efendi melanjutkannya,” Buk Afwa kembali mengingatkan.
“Iya habis, Pak Efendi ceritanya sedikit berbelit-belit dan lama selesainya.”
“Nah, datang seorang pria kaya raya dengan tujuan menyewa kuda-kuda Pak Juragan kuda. Namun kuda-kudanya sudah habis disewa masyarakat, kecuali satu kuda yang ditungganginya untuk keluar kota pula. Pria kaya ini bilang pada juragan kuda, “berapapun sewa kudamu ini akan ku bayar”
“maaf tuan kuda ini tidak untuk disewakan. Kuda ini hanya untukku diriku pribadi.”
“Saya serius, berapapun harta yang kau inginkan akan saya penuhi. Kau tak lihat aku ini kaya raya.”
“Masalahnya bukan itu tuan, kudaku ini kuda ajaib. Untuk menungganginya dibutuhkan password.”
“Janganlah kau ragukan akan hal itu. Tidakkah engkau tau aku ini penunggang kuda yang handal. Kuda manapun bisa aku tunggangi. Apa passwornya?”
“Passwordnya mudah tuan, tapi hamba takut jika tuan lupa akan paswordnya karena akan membahayakan tuan nantinya.”
“Tak usah sungkan dan khawatirlah kau masalah itu! Apa passwordnya?” Tanya pria kaya ini tak sabar.
“Ketika tuan hendak menjalankan kuda ini bacalah Alhamdulillah dan ketika tuan ingin kuda ini berhenti, bacalah bismillahirrohmanirrohiim!”
“Halah gampang banget passwordnya. Kenapa engkau harus berbelit-belit begitu. Katakana saja dari tadi!”
“Tapi tuan, kenyamanan kuda ini seringkali membuat kita lalai dan lupa.”
Benar saja, dengan girangnya pria kaya ini menunggangi kuda dengan gagahnya. Sampai pria ini mencoba seberapa kencangnya kecepatan kuda ini berlari. Semakin menggila, pria ini terus mengucapkan Alhamdulillah. Sampai-sampai dia lupa akan menghadang jurang. Ketika kecepatan kuda ini tak mampu dikendalikannya lagi, tampaklah olehnya lambing bahwa 1km lagi aka nada jurang di hadapannya. Tapi pria ini lupa akan password untuk memberhentikan kuda ini. Semakin kencang, semakin dekatlah ia ke jurang.
100m, kuda ini masih saja berlari kencang. Pria kaya ini mulai panik dan komat-kamit untuk mengingat password untuk menghentikan kuda ini.
“Tak boleh panik! Tak boleh panik! Aku harus mengingatnya. Aku harus mengingatnya. Astaghfirullah tinggal 1m lagi, itu artinya satu langkah lagi kuda ini akan terjun ke jurang. Ya Allah tolong aku! Bismillahirrohmanirrohiim……”
Kuda ini berhenti tepat di bibir jurang. Selangkah lagi, terjunlah mereka ke jurang. Pria kaya ini menyadari kesombongannya dan menghela nafas panjang, “Huuuuuuffffftttt Alhamdulillah…..”
Pyuuuuuuuunggggggg Barrrrrrrrrrrrrrrr…………
***
“Apa yang terjadi Pak?” Tanya miss Lina keheranan.
“Ya selesai,” tukas Pak Efendi.
“Hah Miss Lina gak konek neh, hayo pikirin sendiri apa yang terjadi!” jelas Buk Afwa.
Serentak kami semua tersenyum melihat Miss Lina berpikir tentang kisah Padang Pasir ini. Sampai pada akhirnya Miss Lina pun paham akan cerita ini.
Semoga cerita ini menarik Sobat, terutama pesan yang disampaikannya. Petik hikmahnya sendiri ya Sahabat-sahabatku!!
#Selesai ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah-istilah pada Microsoft office dan pengetikan cepat MS office

BATANG TUMBUHAN

BENTUK HIDUP TUMBUHAN