Hati Yang Sempurna Untuk Menerima
Padang, 10 Juni 2013
Hmm dua hari
lagi menyatakan seperempat abad sudah usiaku. Bagi kaum hawa umumnya umur
segini sudah menghantuinya atas tuntutan keluarga dan keinginan hatinya.
Bagaimana tidak, sekuat hati dan iman menjaga hatinya dari pacaran jahiliyah,
tak tertutup kemungkinan hati pun terasa sepi. Setiap harinya pasti
mengharapkan kekasih halal yang bisa dicintainya setulus hati dan mampu
menerima kelebihan dan kekurangannya. Sahabat qalbu tempatnya mengadu, berbagi
keluh kesah dan tempatnya bersandaran.
Malam ini
membuatku merenung, apa benar yang ku cari??? Kenapa masih saja tak ada yang
mampu membuat hatiku berubah dan berpaling. Aku menyadari hatiku tak sempurna,
tapi mengapa masih saja berharap ada yang lebih baik darinya datang menemuiku
dan tidak untuk mempermainkan hatiku dengan segala pujian dan hinaan. Salahkah ku
berharap seseorang itu akan datang menyempurnakan hatiku? Entahlah, selagi aku
masih hidup, aku akan terus berharap. Berharap semuanya yang ku harapkan akan
jadi kenyataan.
Tuhan, aku tahu
engkau yang mengatur segalanya. Engkau pertemukan aku dengan mereka, namun
engkau pula yang jauhkan aku dari mereka. Aku tahu pasti itu yang terbaik
untukku. Namun terkadang aku menyesali pertemuan itu karena kenangan yang
menghiasi hari-hariku. Ketika keikhlasan menghampiriku, ternyata aku sadar aku
masih belum bisa menerimanya dengan baik. Mungkinkah itu yang membuat mereka
ragu?
Rasanya ini
dosa, dosa yang ku tanggung dalam hatiku. Karena menjaga satu hati, aku sering
mengabaikan hati-hati yang lain. Padahal hati yang ku jaga tak kan mampu ku
rengkuh, tak mampu ku genggam erat. Semua telah lalu dan tak kan bisa dijemput
lagi. Semua tinggal kenangan, ya kenangan yang hanya bisa dikenang.
Aku tahu setiap
orang berhak mendapatkan satu kesempatan. Tapi mengapa hati ini belum ikhlas
membukakan pintunya dan memberikan kesempatan itu. Dan aku menyadari telah
menyakiti hati yang benar-benar tulus menjaganya untukku. Ya semua telah
berubah, entah hati itu masih untukku atau kah telah berpaling pada orang lain.
Semua telah jauh, dan masa lalu tak kan pernah kembali.
Tidakkah cukup
engkau disayang banyak orang?? Keegoisan masih saja tertanam dalam hatiku hanya
memberikan kesempatan kepada pilihan hatiku. Ketika hatiku tak memilih,
kata-kata tidak slalu saja terucap untuk memberikan mereka kesempatan. Ampuni dosaku
Tuhan, jika hati ini belum mampu mencintai dengan kesempurnaan.
*Welcome
seperempat Abad ^_^
Komentar
Posting Komentar