Curhat Story

 

Catatan Hati Buat Pria Baik Hati

Wahai pria-pria baik, terima kasih pernah singgah, berusaha memahami dan mengenalku. Walau pada akhirnya kita akan menjadi dua orang asing kembali. Izinkan aku meminta maaf pada akhirnya aku memilih untuk tidak meneruskan pada jenjang pernikahan. Setiap Perempuan berhak memilih laki-laki mana dan seperti apa yang akan dijadikannya pendamping. Jangan paksakan hatimu.

Insya Allah aku selalu melibatkan Allah dalam mengambil keputusan. Ketika hatiku tidak mantap, mengapa harus dipaksakan? Aku yakin segala sesuatu yang ditetapkan Allah itu baik untuk hidup kita. Ketika sudah istikharah, hati tidak yakin, kenapa harus dipaksakan? “Ya Allah, jika aku tidak berjodoh dengannya, jodohkanlah ya Allah!” itu Namanya ngeyel. Ketika tetap dijalani, kemudian terluka, apa harus menyalahkan takdir yang diberikan Allah? Jadi sudahilah, gak usah dipaksakan jika jawaban istikharahku bukan kamu.

Bukan merasa diriku paling baik, tidak. Aku hanya manusia biasa yang juga punya keinginan, punya pilihan, punya harapan, punya hati, dimana Allah yang menggerakkan. Jika kamu mengeluarkan kata-kata yang menyakiti, aku menerima dengan sabar, apa jadinya nanti berumah tangga? Ribut terus? Diumpat dan dimaki dengan kata-kata yang tidak pantas? Menikah adalah ibadah yang dijalani seumur hidup dan seumur hidup itu lama.

Aku menikah dengan suamiku juga lewat istikharah. Setahun beliau menungguku dengan sabar. Entah berapa puluh kali aku menolaknya. Entah berapa pula pria berta’aruf denganku untuk menghindarinya. Tapi dalam jangka setahun itu tidak satupun kata-kata kasar yang ia berikan padaku. Ia tetap memperjuangkan aku walau keluargaku dan keluarga besarku tidak merestui. Namun doa-doa dan perjuangannya berhasil meluluhkan hatiku dan keluargaku.

Kalau ada yang bilang, “Kamu belum bisa move on dari suamimu.”

Bukan belum move on tapi istilahnya beliau adalah seseorang yang memberikan pengalaman yang luar biasa. Darinya aku banyak belajar dan pengalaman hidup. Hal tersebut yang membuatku belajar tentang karakter laki-laki. Laki-laki yang bisa menjaga lisan dan sikap, juga menjaga ketaatannya kepada Allah, insya Allah juga akan bisa menjaga pasangannya dengan baik.

Jika kamu-kamu berprasangka, sudah ada arah yang aku tuju. Sangat-sangat salah… Aku akan menikah lagi ketika Allah memberikan kemantapan hati bahwa dia adalah rumah yang ku tuju, insya Allah aku menikah lagi. Saat ini aku terlalu nyaman menjalani kesendirianku dengan cukup berteman dengan siapa saja. Jika ada teman yang membuat aku nyaman, aku juga akan berkomunikasi baik dengannya. Tapi jika tidak, ya sudah membatasi komunikasi adalah jalan terbaik.

Kenapa harus curhat sepanjang ini? Karena yang seperti ini tidak satu-dua orang, biar sekalian semua membacanya. Daripada aku harus menjelaskan satu persatu. Jadi ibarat lagu “Cukup berteman saja denganku.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah-istilah pada Microsoft office dan pengetikan cepat MS office

BATANG TUMBUHAN

BENTUK HIDUP TUMBUHAN